Perjalanan melintasi trek berbatu dengan jurang kanan dan kiri yang dipenuhi dengan tumbuhan perdu dan ilalang, hijau menyegarkan telah kami lalui. Dalam perjalanan mendaki trek ini sesekali aku berhenti sejenak bukan karena lelah atau dahaga, berdiri sejenak memandangi permadani hijau terbentang nan luas, sayang melewatkan pemandangan alam bukit Pergasingan walupun cuma semenit.

Sesampainya kami di sebuah punggungan bukit tiba-tiba suara keras terdengar. Seketika akupun berteriak ke teman rombongan, “Ada suara !..” Dan aku pasang telinga, terdengar jelas seperti suara azan. Sahabatku, Sunisa Fujiyanti malah ketakutan sambil menutup telinga dan berteriak, “Kakaaaaaak..!!” karena mendengar lantunan suara Ayat suci Al-Quran. Hehehee... tapi lucunya hanya kami berdua yang mendengar suara-suara tadi. Sedangkan teman kami Erwan, Rifqi dan Kipli hanya berdiri dengan heran karena merasa tidak mendengar apa-apa walaupun sudah beberap kali mecoba pasang telinga. Begitu melihat jam di tangan sudah pukul 23.30 Wita. Ach....entahlah, syukuri saja itu suara-suara yang bagus. Pastinya itu adalah pertanda baik. Akhirnya kami tiba dilokasi perkemahan tepat pukul 24.00 wita, 2 jam perjalanan dari basecamp. 

Bagi pemula sangat disarankan untuk membawa peralatan tidur seperti sleeping bag dan matras, karena walaupun ini hanya sebuah bukit tapi hawa dinginnya sangat menusuk tulang, dingin sekali, sedang bagi yang sudah terbiasa dengan suasana gunung cukup memakai jaket sebagai teman tidur, sudah hangat di dalam tenda. Pagiku bergegas setelah shalat Subuh mendapati puncak bukit untuk mengejar sunrise. Pendakian pertama kami hanya mendapati kabut, sangat tebal menambah dingin hawa bukit Pergasingan, tapi kami tetap yakin jika kabut ini akan segera berlalu menjelang pagi hari. Hitam pekat benar-benar pudarkan pandang mataku. Tidak ada yang membuatku kecewa, semua situasi dan kondisi alam ini dibikin asyik aja kita nikmati baik diwaktu kabut maupun di waktu terang. Karena ini kejujuran alam he..he..he.

Dan benar untuk yang kedua, alam bukit Pergasingan lebih bersahabat. Jernih, sejuk, damai dan indah menenangkan. Sangat sulit mengungkapkan dengan kata maupun tulisan. Ini dunia kami, pengagum keindahan dan pencinta sang Pencipta Keindahan. Tetapkan kami dalam Iman ya Allah ..!. Kami sangat beruntung, setelah berjalan kurang lebih selama 15 menit menuju 'summit' Bukit Pergasingan 1802 mdpl, cahaya pagi matahari mulai nampak disela perbukitan jauh didepan kami, dan matahari terbit mulai menyapa, yah... inilah sunrise bukit Pergasingan, menakjubkan. Semua rombongan yang ada di puncak bukit ini berdiri menatap datangnya matahari, selamat pagi.


Muncul perlahan di balik bukit dengan rona yang tak kan pernah membosankan untuk kita kejar, tidak begitu sempurna sih, karna ada kabut bersamanya tapi cukup membuat para penunggu kehangatan pagi berbaris manis menemaniku he..he..he. Subhanallah.... tanpa sadar dari bibir setiap yang beriman meluncur kalimat-kalimat Toyyibah tanpa diminta, coba kalau di rumah belum tentu kita akan perhatikan bagaimana sang surya mesra memulai hari untuk kita he.. he.. he. Tidak lupa kami mengabadikan pemandangan alam yang luar biasa ini di Bukit Pergasingan. dari segala penjuru, pemandangan selalu luar biasa. Sebelah selatan kita bisa menikmati hampir seluruh Desa Sembalun, baik Sembalun Lawang maupun Sembalun Bumbung. Lalu di sebelah barat bisa kita saksikan bagaimana kokoh tegarnya satu-satunya tonggak penyangga Pulau Lombok, Gunung Rinjani. Sebagian besar tertutup kabut namun momen ini sangat asyik untuk diabadikan. Di sebelah utara, hmmm.. yes.., ada pelangi !!.


Sejenak tertegun mendapati fenomena alam yang menurutku sangat jarang sekali terjadi ini, pelangi di pagi hari di puncak bukit ?!! ... wow. Tampak dari sela-sela pepohonan menyala bak obor olimpiade dan saya sangat bersyukur bisa mendapatinya di bukit Pergasingan ini, Subhanallahu Walhamdulillah.

Puas menikmati sunrise, pelangi, juga aneka bunga dan buah berry liar di puncak, perut mulai melilit minta jatah lagi hehehee. Dan tepat pukul 8.30 Wita kami mulai berbenah turun, untungnya kabut mulai naik dan melindungi kami dari terik mentari pagi. Perjalanan pulang cuma membutuhkan waktu satu jam. Jadi ketika pukul 10.00 pagi sudah sampai di basecamp kembali. Yeaachh....sudah puas kan menyaksikan view-view keren dari bukit Pergasingan. Upss...tapi jangan lupa view-view keren begini tidak akan lama kita saksikan kalau kita tidak ikut menjaganya. Yang utama adalah meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan YME, lalu...
  • Sampah kita bawa pulang ya...
  • Jaga kelestarian hutan pinus kita
  • Pastikan bara api mati saat kita tinggalkan
  • Ayo bersama saling menjaga dalam keluarga alam yang sadar lestari
Sampai disini dulu saya berbagi pengalaman menimati indahnya pemandangan dari Puncak Bukit Pergasingan ini. Sampai bertemu di destinasi trek keren lainnya..  dan SALAM LESTARI !!!